Hidayah Hati adalah Murni Karunia Ilahi
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Hidayah Hati adalah Murni Karunia Ilahi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 24 Rabi’ul Awal 1445 H / 9 Oktober 2023 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Hidayah Hati adalah Murni Karunia Ilahi
رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ، وَانْصُرْنِي وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ، وَامْكُرْ لِي وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ، وَاهْدِنِي وَيَسِّرِ الْهُدَى لِي، وَانْصُرْنِي عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي لَكَ شَاكِرًا، لَكَ ذَاكِرًا، لَكَ رَاهِبًا، لَكَ مِطْوَاعًا ، لَكَ مُخْبِتًا ، إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيبًا ، رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي، وَاغْسِلْ حَوْبَتِي، وَأَجِبْ دَعْوَتِي، وَثَبِّتْ حُجَّتِي، وَاهْدِ قَلْبِي، وَسَدِّدْ لِسَانِي، وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ صَدْرِي
“Wahai Tuhanku, tolonglah aku, dan jangan tolong musuhku untuk mengalahkanku. Bantulah aku, dan jangan bantu musuhku untuk mengalahkanku. Berikanlah aku kekuasaan, dan jangan kuasakan musuhku atasku. Berikanlah aku petunjuk dan mudahkanlah aku untuk mendapatkan petunjuk. Bantulah aku atas orang-orang yang melampaui batas terhadapku. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang banyak bersyukur, banyak berdzikir, senantiasa takut kepadaMu, senantiasa taat kepadaMu, senantiasa kembali kepadaMu, jadikanlah aku hamba yang banyak bertaubat. Wahai Tuhanku, terimalah taubatku, bersihkanlah dosa-dosaku, kabulkanlah doaku, perkuat alasanku, luruskan lisanku, beri petunjuk kepada hatiku, dan bersihkanlah kotoran-kotoran dari hatiku.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dishahihkan Al-Albani)
Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa hidayah hati atau petunjuk yang didapatkan oleh hati kita adalah murni karunia dan pemberian dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman:
…وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٨﴾
“Akan tetapi Allah yang membuat kalian cinta kepada keimana, Dia-lah yang menghiasi keimanan tersebut di hati-hati kalian. Dan Dia-lah yang menjadikan kalian membenci kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Karunia dan nikmat dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hujurat[49]: 7-8)
Mari kita perhatikan ayat-ayat dari Surah Al-Hujurat tadi yang menjelaskan perkara hidayah. Dan bahwasannya hidayah itu di tangan Allah ‘Azza wa Jalla, Dia yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, Dia-lah yang menjadikan seseorang cinta kepada keimanan, Dia-lah yang menghiasi keimanan di hati-hati manusia. Allah yang menjadikan orang-orang yang Dia pilih benci kepada kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan. Siapa yang mendapat karunia ini, dialah orang yang mendapat petunjuk.
Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala: Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadikan hamba-hamba yang beriman cinta kepada keimanan. Maksudnya adalah Dia lah yang melimpahkan kecintaan tersebut ke hati-hati mereka, dan tidak ada yang mampu melakukan hal ini selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Adapun cara Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan seorang hamba cinta kepada keimanan tersebut yaitu dengan cara Allah menghiasi keimanan tersebut di hati-hati orang yang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan beberapa sifat yang mengajak kita cinta kepada keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Allah yang menjadikan kecintaan tersebut di hati-hati orang beriman dengan cara Allah menyebutkan kebaikan-kebaikan keimanan yang menjadikan orang beriman cinta kepada keimanan.
Allah juga yang menjadikan orang-orang beriman benci kepada kebalikan dari keimanan (yaitu kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan). Dan itu semua adalah murni karunia dan nikmat dari Allah ‘Azza wa Jalla. Karena Allah tidak membiarkan mereka melakukan itu sendirian, tapi Allah sendiri yang menghiasi kecintaan kepada keimanan di hati-hati orang beriman.
Sebaliknya, Allah yang menjadikan orang-orang yang beriman benci kepada kekufuran. Ini semua adalah murni karunia Allah ‘Azza wa Jalla, dan Allah lebih tahu dimana Allah menempatkan karuniaNya dan siapa yang berhak menerima karunia tersebut, dan siapa yang tidak berhak menerimanya. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Bijaksana, Allah yang lebih mengetahui siapa yang lebih berhak untuk mendapatkan nikmat dan petunjuk dariNya.
Konsekuensi Hidayah Hati adalah Murni Karunia Ilahi
Sesungguhnya pengetahuan bahwasanya hidayah hati adalah karunia dan pemberian dari Allah ‘Azza wa Jalla, ini akan melahirkan pada diri seorang hamba berbagai macam amalan yang menjadi konsekuensi dari pengetahuan ini.
Yang pertama adalah seorang akan banyak memuji Allah ‘Azza wa Jalla, banyak bersyukur atas nikmat-nikmat Allah, mengakui bahwasanya semua nikmat adalah milik Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana firmanNya:
… وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ…
“Mereka mengatakan: ‘Segala puji bagi Allah yang memberi kita petunjuk kepada hal ini, dan kita tidak akan mendapatkan petunjuk kecuali Allah memberikan petunjuk kepada kita.” (QS. Al-A’raf[7]: 43)
Juga Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika perang Khandaq, beliau memikul tanah bersama para sahabatnya Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in, dan beliau mengatakan:
وَاللَّهِ لَوْلَا اللَّهُ مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا صُمْنَا وَلَا صَلَّيْنَا
“Demi Allah, kalau bukan karena Allah kita tidak akan mendapatkan petunjuk. Kalau bukan karena Allah, kita tidak mungkin berpuasa dan juga tidak shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka semua karunia adalah murni dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Ibnul Qayyim Rahimahullahu berkata bahwa di antara faedahnya adalah kita menyandarkan segala pujian kepada pemilikNya, kepada yang berhak untuk menerima pujian tersebut. Kita tidak mensucikan diri kita, tapi semua karunia itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, semua nikmat datangnya dari Allah ‘Azza wa Jalla, semua kebaikan berada di tangan Allah Azza wa Jalla. Dan keyakinan inilah yang menjadi kesempurnaan tauhid seseorang, karena tidak mungkin seorang bisa menyempurnakan tauhidnya kecuali jika dia mengetahui dan mengakui perkara tersebut. Jika seseorang telah menyadari, mengakui, dan meyakini hal tersebut, maka ia akan semakin cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin rindu ingin bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin menikmati berdzikir dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang kenikmatan tersebut tidak ada bandingannya dengan semua kenikmatan dunia yang dirasakan oleh seseorang.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Hidayah Hati adalah Murni Karunia Ilahi
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53460-hidayah-hati-adalah-murni-karunia-ilahi/